Rintik-rintik
hujan masih setia menari-nari bersama hembusan angin yang membekukan. Namun ini
bukan hanya tentang hujan ataupun angin saja, tapi ini juga tentang aku dan
kamu. Kita yang berjumpa saat hujan, aku yang mengungkapkan perasaanku dibawah guyuran
hujan, aku yang pertama kali mendekap dan menggenggam tanganmu kala hujan serta
angin yang membekukan. Kita yang selalu bahagia rinai-rinai itu setia
menari-nari dilangit kota kenangan ini. Namun, saat hujan pula aku
kehilanganmu, kekasih.
Kau
pergi ketika hujan tengah ingin bercengkrama dengan kita. Sungguh, aku tidak
pernah berpikir hujan akan setega itu memisahkan kita. Padahal kupikir hujan
adalah hal yang paling membahagiakan setelah kamu, namun siapa yang tahu
ternyata semua hanya sesaat. Sungguh, bahagia yang singkat.